Kelas Online : Bagaimana Menyusun Materi Stand Up Comedy

Kali ini kita akan belajar bagaimana menyusun materi stand up comedy, dari menemukan premis, menentukan emosi, brainstroming, development, penulisan, menyusun set list hingga akhirnya menjadi sebuah materi yang siap dipanggungkan di event open mic. Setelah mengalami penyempurnaan di open mic, materi bisa diterima sebagai sebuah materi matang untuk show, atau gigs.

Table of Contents

# Premis

Sekarang, sistem pembelajaran dilakukan secara online, baik sekolah maupun kuliah. Berbeda dengan sebelumnya, dimana dilakukan melalui kelas tatap muka.

# Emosi

Kesel, karena belum terbiasa melakukan kelas online.

# Teknik Stand Up Comedy

– One Liner.
Sekarang, orang belajar secara online. Murid dan guru sama-sama beradaptasi dengan sistem tersebut. Kegiatan belajar mengajar dilakukan online. Cuman ngeliat video, dari badan ke atas. Bisa jadi guru dan murid sama-sama enggak pake celana.

– Rule of Three.
Proses belajar mengajar sekarang dilakukan secara online. Ada sejumlah aplikasi yang digunakan seperti Zoom, Google Meet, dan XNXX.

– Double Punchline
Iya, XNXX. Mereka belajar menahan hawa nafsu.

– Komparasi.
Jaman dulu, anak sekolah tawuran seru. Sambil muter gesper yang ujungnya ujung kulon, eh ujungnya gesper. mereka nantang, “anak sekolah mana lu?”
Sekarang kalo tawuran, beda. Mereka nantangin, ” anak aplikasi mana lu?”

– Self Deprecating.
Untung aja, saat gue sekolah atau kuliah enggak ada kuliah online. Soalnya gue ini gaptek. Saat temen-temen gue udah bisa internetan. Gue enggak tahu sama sekali. Bahkan untuk Googling sekalipun, gue harus nyari dulu di google.

– Call Back.
Dulu guru ngecek absensi dengan manggil siswa satu persatu. Lalu siswa nunjuk tangan.
“Agus?”
“Hadir”
“Budi?”
“Hadir”.
Jaman sekarang, guru ngecek absensi dengan ngeliat tab Partisipants.
“Agus .. Active, Budi Active, Chandra…? Chandra? .. Woi Chandra, anak aplikasi mana lu?”

– Act Out
“Woi Chandra, anak aplikasi mana lu?” (Act out : tangan mengayun) sambil muter kabel mouse.

– What if.
Untung aja, sistem belajar online atau jarak jauh ini dilakukan pada saat sekarang, ketika internet mudah diakses. Bayangin jika belajar online dilakukan di jaman Kerajaan. Jaman sekarang, kirim tugas, tinggal kirim email. Jaman kerajaan, kirim tugas, kirim batu relief.
Misal ada orang tua nanya anaknya yang sedang mahat batu, “Nak, kamu ngerjain apa?”
“Tugas sekolah, pak. Maklum kelas jarak jauh”
“Batu segini besar gimana kirim ke sekolah, nak?”
“Tenang, pak. Nanti batunya dikirim pake santet.”

– Anekdot.
Ada tiga anak SD belajar online. Ketiga anak itu berasal dari Amerika, Jepang dan Indonesia. Anak Amerika bikin aplikasi android. Anak Jepang bikin mesin robot. Anak Indonesia bikin repot kedua orang tuanya.

– Impersonate.
Meskipun dilakukan secara online, guru bisa memberikan pertanyaan ke muridnya. Caranya status video dan microphone murid diaktifin, lalu guru memberi pertanyaan, “Sekarang sebutkan lima nama ikan? Lima saja.”
Si murid menjawab, “Ikan Hiu, Ikan Paus, Ikan Lele, Ikan Gurame, Ikan Kon, eh Ikan Tongkol.”
“Bagus, sana sepeda didownload.”

Share on Facebook