Review Film Komedi : 21 Jump Street, Ketika 2 Polisi Muda Kembali SMA

Review Film Komedi : 21 Jump Street, Ketika 2 Polisi Muda Kembali SMA

Sinopsis

Jika lu pengen ngeliat film “buddy movie” yang keren, contohlah film 21 Jump Street. Film ini langsung mengenalkan kedua karakter di menit-menit awal. Dalam waktu yang singkat pula konflik mulai terbangun serta misi kedua karakter segera hadir.

21 Jump Street bertutur tentang dua orang polisi muda, Morton Schmidt (Jonah Hill) dan Greg Jenko (Channing Tatum). Keduanya merupakan teman SMA, meski tidak begitu saling mengenal. Karakter keduanya (bahkan secara fisik) langsung terlihat begitu berbeda. Schmidt yang anak nerd dan Jenko yang cowok popular. Begitu juga karakter mereka saat berada di Akademisi Polisi sampai akhirnya ditandemkan bertugas sebagai polisi taman.

Komedi dalam Buddy Movie

21 Jump Street - Movie Forums

Begitulah template Buddy movie, dua orang yang jatuh bangun menyelesaikan satu misi. Kelucuan terbangun dari konflik kedua orang tersebut. Karena kesalahan dalam proses penangkapan, Schmidt dan Jenko dimutasikan untuk menyamar sebagai pelajar SMA. Misi mereka membongkar kasus peredaran narkoba jenis baru.

Bahkan film 21 Jump Street membawa ke level yang setingkat lebih tinggi dari pada template di atas. Ada konflik internal di masing-masing tokoh. Ini diakibatkan karena mereka harus bertukar peran karena lupa menyebut nama samaran di bangku SMA. Karakter keduanya terbalik dengan satu dengan lainnya. Proses  adaptasi di lingkungan baru dan personality yang baru.

Jarak 10 tahun antara mereka masuk SMA dengan penyamaran membuat mereka harus mengenal kembali masa remaja mereka. Sesuatu yang sulit dilakukan oleh Schmidt. Sebagai anak nerd, masa SMA tidak begitu menyenangkan. Beda dengan Jenko yang merasa mengenal semua genk anak SMA, kecuali satu genk, yakni genk Harajuku Style.

Alur cerita yang template masa sekolah juga sebenarnya terbaca, dua orang polisi ini kembali ke bangku SMA dan harus “memiliki prestasi di masa sekolah” yang enggak mereka capai di masanya. Ini seperti cerita 17 Again atau Never Been Kissed.

Schmidt memilih bergabung dengan genk populerdan kelompok theater sedangkan Jenko bergabung dengan klub kimia. Semua ditujukan agar mereka bisa menggali informasi tentang gembong narkoba. Dalam perjalanannya, keduanya saling berkonflik karena mereka menilai patner lainnya terlalu mengkhayati peran samaran mereka.

Klimaks cerita berada di malam promnite, dimana kasus pengedaran narkoba harus diungkap namun kedua tetap tampil kece badai. Setelan jas, bersama cewek dan menyelesaikan misi di promnite, seakan menjadi alur cerita di film-film teenage (sebelum mereka menjadi young adult). Ya,  gue juga teringat film American Pie, khususnya film pertamanya.

Membangun Kelucuan

21 Jump Street' the movie is suprisingly good

Satu persatu scene kelucuan terbangun dalam alur cerita tersebut. Yang paling gue inget tentu adegan 4 (atau 5) tahapan teler yang divideokan anak SMA lainnya, yang kemudian juga dialami Schmidt dan Jenko, dalam proses pendekatan ke BD yang operasional ke sekolah. Adegan polisi teler ini juga ngigetin gue pada buddy movie yang lain, Bad Boys II yang diperankan Will Smith dan Martin Lawrece.

Kelucuan lain yang terbangun adalah dengan menghadirkan kontras secara cepat. Dalam adegan wisuda di Akademi Polisi, Jenko dengan songgongnya bakal bilang ia bakal menjadi polisi yang badass, namun dalam scene berikutnya mereka terlihat cupu dengan polisi taman, lengkap dengan sepeda kayuhnya.

Scene yang gue juga inget adalah scene ketika Schmidt berdoa. Entah kenapa seakan kita menertawakan materi yang “agak-agak” melewati batas komedi. Ia berdoa agar dikuatkan memasuki kembali masa-masa SMA yang terasa sulit di masa remajanya dulu.

Promnite juga menjadi klimaks yang lucu, karena malam itu harus menjadi malam yang sempurna, dengan efek slomo dan burung-burung merpati yang berterbangan. Agak absurd sih, tapi oke lah.

Kelucuan lainnya, sebagaimana gue tulis sebelumnya tersebar rata sepanjang durasi ketika Schmidt dan Jenko bahu membahu menemukan gembong narkoba, termasuk di dalamnya harus melapor dengan Kapten Dicksonde (Ice Cube). Cara dia memandang sterotipe termasuk kepada dirinya sendiri, terasa lucu. Juga sejumlah Umpatan kasarnya juga terdengar melucu tanpa terkesan memaki.

Secara keseluruhan, film ini jadi pilihan tontonan selama lu menjalani masa WFH.

Related Post
Review Film Komedi : Hit & Run, Laganya nge-Hit, Komedinya Run

Film Hit & Run diklaim sebagai film dengan genre komedi laga pertama di Indonesia. Setidaknya laman Wikipedia Indonesia menyatakan tersebut. Read more

Review Film Komedi | Pizza Man, Hangover dengan cita rasa lokal

Cerita dimulai dari sebuah rumah yang dihuni oleh tiga cewek sebaya, Olivia (Joanna Alexandra), Nina (Karina Nadila)  dan Merry (Yuki Read more

Cinta Itu Buta : Sukses Dodit di Film Berseting Korea

Nonton film karena Dodit Mulyanto. Salah satu komika atau stand up comedian yang populer di negeri ini. Jadi sudah dapat Read more

Review Film Srimulat Hil yang Mustahal Menunggu Kejutan di Saat Tak Terduga

Bisa jadi Srimulat: Hil yang Mustahal adalah film biografi komedi yang pertama di Indonesia. Setidaknya dibandingkan deretan film komedi lainnya Read more