Simak Yuk, Tagline Sejumlah Profesi yang Tak Terduga
Kemarin, gue ngeliat ada mobil Elf yang biasa digunakan untuk wisata. Di mobil itu stiker bertuliskan, “rejekiku seko dolanmu”. Bagi gue, ini tagline yang keren, menggambarkan profesi driver tersebut. Ada juga petugas pemadam kebakaran yang mempunyai slogan, “pantang pulang sebelum padam”. Mungkin petugas pemadam kebakaran enggak suka sama Sandy Sandoro. Soalnya Sandy Sandoro itu Tak Pernah Padam.
Gue juga mikir seandainya profesi lain punya tagline, slogan atau semboyan yang menggambarkan profesi tersebut. Hmmm… Misalnya saja, tukang tambal ban. Mungkin slogannya, “Bocormu Kerjaku”
Misalnya ada orang lagi naik kendaraan, lalu ban bocor. Ia turun dari kendaraan lalu ngeliat bannya. Terpaksa nuntun nih. Nuntun gitu sampai satu kilo, orang ini sadar kalo yang dia kendarai itu mobil.
Singkat cerita, ia ketemu tukang tambal ban. Lalu orang ini bilang, “bocor, bocor, bocor”. Tukang tambal ban segera nyiapin peralatan sambil ngejawab, “kerja, kerja, kerja”.
Ternyata keduanya lagi cosplay calon presiden.
Profesi yang enggak kalah seru tagline nya adalah juru sunat. Enggak kebayang kalo tempat praktek nya, ada banner tulisannya, “Juru Sunat Samsudin, Tak Perlu Ragu, *****mu Aman Bersamaku”
Eh, masa depan loh, harus aman di tangan yang tepat. Jangan sampai ***** seseorang jatuh ke tangan pendekar berwatak durjana.
Misalnya ada anak kecil, umur SD gitu. Ia lagi jalan, terus baca banner “Juru Sunat Samsudin, Tak Perlu Ragu, *****mu Aman Bersamaku”. Lalu anaknya, “sunat lagi ah, kan aman ini.”
Penting slogan bagi profesi juga nunjukin bagaimana relasi antara profesi tersebut dengan pelanggannya. Jangan sampai juru sunat memakai slogan seperti ini, “Jika Anda Puas, Silahkan Kembali Lagi”
Bukan kenapa-kenapa sih, kalo puas, lalu kembali… Lama kelamaan jadi habis.
Apalagi, ya…. Mungkin tukang gali kubur. Kita enggak pernah tahu apa tagline profesi ini. Mungkin tagline yang pas adalah “Tangismu Mengakhiri Tangisku”.
Misalnya ada tukang gali kubur yang hidupnya susah. Makan aja enggak tentu. Kadang pagi makan pizza, siang makan tengkleng, lalu makan steak Wagyu. Makan aja enggak tentu mereka.
Lalu anak tukang kubur itu nangis sepanjang hari, karena kelaparan. Ternyata si anak itu makan pizza, tongseng dan steak wagyu, dalam bentuk brosur.
Sepanjang hari si anak ini manggis terus, kayak boneka bayi yang dicabut dotnya. Oya, si tukang gali kubur ini punya tetangga yang udah tua, sakit-sakitan sama sudah mendekati masa kadaluarsa. Tiba-tiba si penggali kubur ini mendengar suara tangis yang keras dari tetangganya.
Tentu si tukang gali kubur ini sedih-sedih bahagia. Sedih karena tetangga mengalami musibah, ada yang meninggal. Tapi sekaligus bahagia, ada job gali kubur. Si tukang gali kubur ini langsung menghibur anaknya, “tenang, nak. Sebentar lagi bapak ada pekerjaan. Kita bisa makan habis ini.”
Lalu tukang gali kubur mendatangi tetangga, dengan maksud ikut berbelasungkawa. “Permisi, pak. Saya ikut berduka cita …”
Eh, tetangganya malah langsung jawab, “Maaf, pak. Tidak ada apa-apa di keluarga ini. Cuman anak saya lupa naruh dot yang ada di boneka bayinya.”
Lalu terdengar tangis di rumah sang tukang gali kubur tersebut.